Pages

Once Upon A Time, I Feel Pretty

(((DISCLAIMER: this post contains a lot of narsistic content)))

Jadi kemarin abis liat artikel di Twitter, kurang lebih bunyinya begini:

Dikira Nikah karena Jalani Upacara Melukat, Nikita Willy Beda Agama dengan Pacar.

1. Judul artikel diatas gak nyambung banget asli. I don't study journalism so I don't know whether this is how they do business- but really, dua kalimat diatas ga ada relevansinya sama sekali. Mungkin judul yang lebih suitable bisa "Dikira nikah karena jalani upacara agama, NW memutuskan no comment" atau "Tidak mau ambil pusing, NW beda agama dengan pacar" (ok guys I know I am suck but dats not the point ok)
2. That article really tickled me. Jelas lah ga lama kemudian gue langsung memulai rambling rant di twitter yang which I know pointless, tapi lumayan buat ngeluarin tai di pikiran. Daripada ditahan jadi ambeien tho?

Kesensitivan gue masalah perbedaagamaan ini muncul karena sebuah background story. Gue abis didatangi oleh seseorang dari masa lalu yang dulu (sampe sekarang sih) membuat gue sangat percaya kalo religion has nothing to do with love. Satu statement yang gue sering katakan ke adik gue adalah, "Putus karena beda agama itu nonsense. Kalo udah tau perbedaan agama itu bakal jadi masalah, kenapa masih dilanjutin sampe pacaran?"

Setelah minggu lalu gue dichat sama-ehem, sebut saja si sassy- gue jadi membuat skenario A-Z tentang apa yang sebenernya terjadi, kenapa dia ngechat gue, kemungkinan apa yang bakal terjadi, dan bagaimana gue harus bertindak terkait dengan kemungkinan-kemungkinan tersebut. I know right! I pulled typical Sandya-overthinking. Padahal nothing happend. Bukannya gue sendiri yang selalu pengen temenan sama orang yang pernah memimpikan satu atap yang sama, walaupun gagal? Bukannya gue sendiri pernah bilang kalo gue cukup dijadikan teman asalkan hubungan kita baik-baik aja? Then why do I crave for more? Manusia~

Couple days later I talked to my mom. Seperti biasa gue ceritain semua yang ada dipikiran dan perasaan gue: gimana gue sekarang jadi berharap; gimana gue sebenernya takut untuk berharap karena sekalinya gue mikir ada chance even only 0.00000001%, gue bakal tetep kekeuh dan percaya there will be a miracle; gimana gue sekarang gak mau make a move just because I am not ready and I am afraid to do the same mistakes I've done.

Intinya, kalo gue mau balikan sama dia, I have to be fully-armoured. No mistakes gaps, no third chance. I blew this, then I am done. Dan gue ngerasa belum siap untuk itu semua.

I learned the hard way that you should love when you're ready. I know you've heard such cliché before, tapi itu bener. Gue ngerasa sekarang lagi gak siap aja. Recently gue abis dikecewakan, lalu belakangan ini entah kenapa gue kalo deket sama orang bawaannya ga percayaan (kayanya sih dari dulu Sand) dan bawaannya pengen main-main aja. Gue juga ngerasa sekarang bukan waktunya buat pacaran. Hell, gue bosen pacaran. Gue juga pernah bilang sama si Sassy-entah dia inget apa engga- kalo gue mau dia jadi pacar terakhir gue. Meaning that, kalopun gue ga sama dia, at least the next person I'll be married to ga bakal merasakan fase pacaran sama gue. Buat apa juga? Nambah dosa aja (alasan)

Itulah kenapa gue selalu bilang kalo gue ga nyari pacar; gue carinya calon suami.

"Terus Sand, gimana caranya dapet suami kalo ga pacaran?"

.....*exhales heavily* please don't get me started....

Karena imajinasi gue yang sangat liar, baru dichat basa-basi sekali doang gue udah mulai mikirin lagi dong gimana kalo pada akhirnya gue sama dia. Gue mikir gimana caranya cheating sama govt policy tentang nikah beda agama tanpa gue atau dia harus pindah agama. Ya. Gue masih seegois itu. Pasti kalian heran kan kenapa gue pengen nikah muda. Bahkan mungkin kalian mikir, "ni bocah tau apaan sih"

Gue sendiri udah bilang sama mama dan minta maaf kalopun akhirnya jadi (yha imajinasi gue emang sangat liar guys), gue minta maaf karena egois dan mementingkan perasaan sendiri diatas perasaan keluarga dan leluhur. Sebenernya gue tipe orang yang percaya banget sama leluhur. Entah kenapa gue merasa Tuhan gue ga bakal marah kalo gue nikah beda agama just because duh, Tuhan kan satu; tapi engga sama leluhur. Gue ngerasa durhaka banget dan gue sejujurnya takut ga dapet blessing in my life ahead kalo sampe gue durhaka sama leluhur. Ribet yha? Yha gt d~

Intinya sih sebenernya gue ga pernah tersirat sedikitpun buat pindah agama. I've seen a couple of my friends ' parents having different religions. Ada yang berhasil dan ada juga yang engga. Hey, bukannya begitu juga dengan pernikahan dengan agama yang sama?

Lalu tiba-tiba universe mengirimi gue sign. Diawali dengan pengen ganti foto Whatsapp, sampailah gue pada foto dibawah.


Call me narcissistic, tapi gue merasa cantik disitu. Bukannya apa, gue ngerasa gue cantik karena pake kebaya. Gue sadar, gue masih pengen sembahyang pake kebaya. Okelah kebaya itu baju nasional, tapi bukan itu maksudnya. Gue diingatkan kalo gue itu paling cantik kalo lagi pake kebaya-kalo lagi mau sembahyang. Universe is telling me that I should hold onto my religion till the day I die. 

Bukan. Saya bukan seorang fanatik. Saya juga sadar bahwa agama yang sekarang saya anut itu berasal dari orangtua saya. Tapi apa salahnya? Saya merasa so-called "agama orang tua saya" memberi saya kenyamanan dan ajarannya adalah hal yang saya selalu yakini benar dalam hidup saya.

Itulah kenapa kalau pada akhirnya nanti saya bersama dengan orang yang memiliki keyakinan berbeda-siapapun orangnya-saya tidak akan pernah memaksa dia meyakini apa yang saya yakini sekarang. Kalau dia memang yakin dengan agama saya, biarlah dia memilih karena perasaan dan keyakinannya sendiri, bukan karena cintanya kepada saya. Karena cinta saya bisa berkurang, tapi cinta Tuhan kepada dia tidak akan pernah berkurang. #PREACHHHH #SANDYARELIGIUS2016 lol

Walaupun gue bisa preaching sebagus tadi, gue tau ibadah gue masih sangat jauh dari sempurna. Biarlah dosa dan ibadah itu gue simpan sendiri ya, tapi gue selalu berusaha menjadi lebih baik setiap harinya dan gue selalu percaya percikan Tuhan yang paling kecil yang ada dalam Atman gue itu bakal selalu melindungi.

Ini rant sebebenernya cuma mau pamer foto doang sih. It's not instagram worthy tapi gue pikir pantas buat dipost. Jadi gue ngarang-ngarang cerita aja.
Lol
Kesel ga?

Enggak kok, semua yang diatas bener. Doain gue yang lagi otw memantaskan diri ini ya. Semoga bisa menjadi wanita kebanggaan keluarga dan negara (ini literally loh)

Titip sepenggal lirik buat si Sassy ya.

I wonder what would happened if we went back and put up a fight
Cause once upon a time you were my everything
It's clear to see that time doesn't change a thing...




Wish me luck-


Sandya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com