Pages

Observant



It's 1 am in the morning and I have a morning class in about six and a half hour.

So, malam ini aku lagi baca-baca blog karena awalnya gak bisa tidur. Sampai pada akhirnya aku menemukan sebuah kata.

OBSERVANT

Apa itu observant? Observant is someone who is good at noticing things, or someone who follows the rules and requirements of a particular religion. A person who always spots when you get a new haircut or a new outfit is an example of someone who is observant. (based on google). Jadi ingat sekitar 2 tahun yang lalu, waktu lagi ada acara gathering gitu, seorang "atasan" aku di organisasi itu cuma duduk dipojokan. Dia gak join ke grup manapun, padahal pada waktu itu, acara lagi rame banget! Ada yang akustikan, ada yang main games, atau mungkin cuma sekedar ngobrol in a small group of people. Lalu aku mikir, "ini orang introvert banget dah." and I started to wonder, what pictures did he get after observing the whole room?

Lalu pada suatu kesempatan, aku lupa lagi ngapain, tapi kalo gak salah dia kaya nanya gitu ke semua anggota, gimana impression kita setelah beberapa lama kerja bareng dia. Satu hal yang aku paling inget dari dia yaitu pada saat gathering itu. A little bit weird to see someone being alone in a room full of people. Masalahnya, aku tau bener, dia bukan orang nerd yang gak bisa gaul ngobrol sama semua orang. He could, he just didn't want to.

On my turn, I said that he's an observant. And he asked, "tau darimana?", aku bilang aja aku pernah ngegap dia lagi merhatiin semua orang waktu gathering. Surprisingly, he said, "berarti lo sama aja kaya gue San, suka merhatiin orang"

Iya sih... Maybe that is the reason why I like to go out by my own, so that I can observed thing more. I like to pay attention on the little detail. (but I never said that I am a detail-oriented person on my CV because.....lol long story) That is why, when things went wrong or it doesn't go the way it used to be, aku cepet banget ngehnya. Maybe I'm not the only one who has the ability, but I rarely see one. Contohnya: aku suka suspicious kalo barang di kamar berpindah, atau aku suka cepet tau kalo misalnya the person I'm talking to via text is not the real person. Get it? Misalnya lagi chatingan sama pacar, tapi ternyata yang bales adiknya, I'll know right away. Why? Maybe as my senior said, I am an observant.

Is it bad to be an observant? Not really. I mean, there is no perks of being one yet I haven't experienced the downside either. But I am enjoying it. I enjoy watching people; especially that. Human being is amazing. Maybe this is the reason why my pshycotest result when I was on 10th grade suggest me to take humanities study as my preference. I wonder what life would bring me if I take humanities study as my major. Probably I'll end up as an anthropologist one day. 

Well, what do I know...

0

Reminder

disaat aku mengeluh
tolong ingatkan
ada orang yang bermimpi
untuk dapat merasakan
rasanya berjalan diatas sepatuku

disaat aku ingin menyerah
tolong ingatkan
bahwa dulu
aku pernah berdoa siang malam
aku pernah belajar pagi sore
untuk mendapat kursi yang kududuki sekarang

disaat aku lupa bersyukur
tolong ingatkan
bahwa manusia
tidak bisa menjadi yang terbaik dalam segala hal



dalam hamparan materi uts-



Sandya
0

Unimportant Rant

Entah kenapa, akhir-akhir ini gue ngerasa kesulitan buat menulis.

Mau itu nulis curhatan, nulis review, nulis tugas-terutama ini, hehe. Gue either gak tau mau ngomong apa, atau bahkan terlalu banyak ngomong hal ga penting yang jumping from one topic to another that I eventually found I even went too far from what I've talked on the beginning. Tapi untuk postingan kali ini, no matter how messed it will be, gue udah bertekad bakal ngepost!

Mulai dari mana ya...

H-5 UTS, dan sumpah no saitrep, no sepik, tapi ini UTS teeeeeeersantai seantero 4 semester gue kuliah disini. Siap? Ya disiapin aja sih. Whatever happened, itulah karma gue selama 8 minggu kuliah kemarin. Lagipula gue udah ada plan buat "kabur" setelah UTS, which is pergi ke Bandung s e n d i r i a n :) Sebenernya awal gue mikir mau ke Bandung, gue bingung banget sih. Mau numpang di tempat si Katty dan jalan sama doi, eh ternyata doi bakal sibuk UAS. Mau numpang di tempat sepupu, duh gak enak banget :") Mau ngajak temen kampus buat bareng, sebenernya lagi pengen ngansos dan pergi sebentar dari rutinitas-temen kampus juga dianggap rutinitas ya. Tapi kalo sendirian banget, terus siapa yang fotoin????? (teteup) Akhirnya setelah banyak bingung gue nekat aja pesen tiket kereta. Setelah fixed, baru deh menghubungi Bhuaya cabang Bandung. Semoga mereka gak ada kegiatan mendadak deh, pas gue kesana.

Lalu karena mikir kayanya enak banget pergi sendiri, gue jadi pengen lagi..... (padahal belum ngerasain)

Tiba-tiba, I found myself searching for plane ticket for the semester break. Gue gak bakal pulang libur semester ini karena (1) liburnya cuma 2 minggu, dan (2) udah keterima jadi PanWis. Awalnya mau merealisasikan trip ke Berau tapi hmmm gue sekarang lebih tertarik ke Belitung. Setelah liat-liat itinerary open trip yang cocok, sepertinya gue memutuskan buat ke Belitung pake agent aja, soalnya gue sendiri banget dan belum pernah kesana. Ya pasti agak mahal sih, tapi gue males juga kalo ngajak temen. Belum ribetnya, belum ngeluh "M A H A L" yaelaah bro makanya nabung keleushzx.

Entah kenapa gue gak pernah pelit sama yang namanya liburan. Hell. Gue gak pernah pelit sama diri sendiri HAHAHAHAHA. Gue rela hemat selama berbulan bulan kalau udah ada target mau liburan. Gue gak pernah minta tambahan kalo mau liburan karena gue sadar kalo itu bukan kebutuhan utama. Jadi yah, mesti ngirit nonton, hedon, dan makan enak kalau mau liburan.

Ngomong-ngomong hedon....

As you might know (kayanya sih engga, karena gue belum cerita), jadi gue sebulan ini ngasi les. Maksudnya sih duitnya mau dibeliin tas tapi apa daya ternyata duitnya cuma seperempat harga tasnya bro yawlaa pedih dah pas dapet duit. (I know I sound ungrateful but yeah that's me uh sorry not to sorry) Huh tau gitu mah sekalian dirajinin apa engga sekalian gak usah aja. Tapi gue jadi tau susahnya nyari duit dan jadi lebih menghargai duit??? Lol gue kayanya tetep boros sih :") Lalu minggu kemarin gue ke Sephora dan iseng nyoba fondationnya Marc Jacobs dan ASTAGFIRULLAHHHH langsung naksir. Terus sekarang mikir apa duitnya buat itu aja yak. Dan gue nyesel kenapa nyobain huhu jadi tau kan bagusnya gimana. Tapi kalo yang ini sepertinya masih bisa ditahan karena sayang belinya mahal tapi gue masih belum sering make, takutnya malah kebuang gara-gara kadaluarsa. Nanti aja deh kalo udah ngantor di Lapangan Banteng AMIIIIINNNNNN

Btw, mama bakal kesini hari sabtu. Ini kunjungan beliau ketiga kalinya dalam sebulan. Not that I complaining, but....I am nervoused about something that my mom has been doing....sebenernya what I've been doing juga sih. Disaat seperti ini gue sadar masih sangat kurang berdoa dan ngerasa malu deh kalo lagi sembahyang dan punya niatan buat minta ini-itu. Belum lagi nanti pas minggu ujian pasti frekuensi sembahyang gue melonjak drastis. Duh, malunya :(

Dan sekarang gue bingung. Gimana caranya dapet duit. Liat temen-temen punya bisnis online jadi pengen. Tapi gue gak mau jadi agent MLM, bukannya apa-apa, gue orangnya gak tegaan dan gak bisa persuasif. Mau jualan sesuatu, gak tau mulainya gimana. Alasan. If there is a will, there is a way, Sand. Emang lah gue anaknya males, kerjaannya skip mulu hadeeeuuu shame on meh.

Tuh kan, I didn't even try to elaborate this particular post. I am confuse about how it turn to be and I suddenly want to discard it. Engga, engga gue udah janji buat ngepost ini dan I am a woman of her promise. So yeah enjoy reading my unimportant rant about......I don't even know what this post is about :')






luvs-


Sandya
0

To Love or To Be Loved

Jadi, kemarin gue abis ngobrol sama seorang teman.

Pas lagi makan, tiba-tiba dia menyodorkan sepenggal pertanyaan yang gak pernah gue sangka bakal keluar dari dia. 

"Kalo lo disuruh milih, mending pilih orang yang suka sama lo, atau orang yang lo suka?"

Gue bukannya gak pernah berfikir tentang jawaban atas pertanyaan diatas, tapi butuh waktu buat gue mikir apa jawaban yang tepat.

Gue jawab pertanyaan itu dengan pertanyaan, "Lo mau jawaban yang bagus, atau jawaban berdasarkan apa yang gue selalu lakukkan?"

Dulu kalo ada orang yang nanya pertanyaan yang sama, tanpa berfikir panjang gue bakal jawab, "orang yang suka sama gue, lah!" Tapi ternyata jawaban gue sama apa yang gue lakukan itu selalu berbanding terbalik. Gak terhitung berapa kali gue memilih orang yang gue suka dibading orang yang suka sama gue. I used to choose the one who loves me, hoping that one day I can learn to love him back. I used to so fed up not being love in return. I just wanted to be loved back for once. Eventually, I always found myself on the same alternate ending: I ended up hurting the one who loves me. 

I chose the wrong people and he made me feel ignored long enough, 
and I guess it's just nice to feel special sometimes.
But I am so used to being mistreated that I find it confusing 
when someone is being overly sweet to me.

Orang bilang kita bisa belajar mencintai seiring berjalannya waktu. Tapi gue gak pernah bisa. Either I can't or I won't; I don't really know. Dulu gue selalu mikir kalo gue capek selalu jadi yang suka, terkadang gue pengen juga suka sama orang. Tapi pada akhirnya, I found myself doing the same thing over and over again. I am good at loving someone, even better doing it on distance and under the shadow. Gue gak bakal bisa jadi orang yang ekspresif, saying I love you every darn minutes. Instead, I will make sure that I provide him everything he needs: love, affection, ease, you name it. Gue gak pernah ragu going big kalo udah suka sama orang. Their happiness>>>>Mine. I always make sure that people don't have to go through what I went through.

Lalu gue curhat in a brief tentang si Sassy. Dia nanya lagi,

X: Lo tuh kangen sama orangnya atau sama kenangannya?
S: Ya kangen sama orangnya lah
X: Daritadi lo cerita, lo cuma bilang kenangan-kenangan kalian doang, gimana baiknya perlakuan dia ke lo. Gak ada tuh, lo bilang kalo lo emang kangen dia karena dia. Sekarang gue tanya, kalo misalnya dia balik lagi ke lo tapi dia ga sebaik dulu, apa lo masih bisa bilang sayang sama dia?

Well, that hits me. I thought I still love him. I just love him because he treated me like no one ever was. I think I miss being treated with love and respect. Not to mention my guilt for letting a good man like him slips away from my finger, once again just for the people who I love.

Lately I've been worried so much. What if I cannot get over the Love of My Live? Do I still need to hold onto him?

Dari dulu, gue selalu menyerahkan decision seperti ini kepada universe. Gue selalu bikin skenario dimana kalau misalnya (insert event/condition here) berarti memang gue ditakdirkan dengan si Love of My Life. Atau misalnya, disaat gue udah determined banget buat move on, dia tiba-tiba datang kembali, and that-I refer as a warning call. Belakangan gue tau kalo gue susah move on dari dia, karena gue emang gak mau move on dari dia. Gue selalu mencari alasan dan pembenaran atas apa yang gue lakukan. I've read plenty formula about how long it takes to move on-quotes, internet, movies, books-all of them! Padahal move on itu, hanya perkara mau dan tidak saja. The moment you decide it's over, it's over.

9 tahun bukan waktu yang sebentar. I've tried so many ways. Katanya langkah pertama move on itu adalah memaafkan. I forgive him for what he did to me a long time ago. But I can't get him out of my heart. Katanya kalau mau move on itu kita harus buang semua hal yang mengingatkan kita tentang dia, which I did a year ago. Turns out it only lasts for a year. Lalu setelah sekarang dia muncul lagi, apa yang tersisa dari dia yang masih bisa aku buang lagi? And this is people's favourite-katanya kalau mau move on itu harus ada penggantinya. This is the reason why I keep hurting innocent people for the sake of my clarity-or I thought so because all of them still cannot replaced him.

My mom used to hate him so much. From "kalau bisa sih jangan sama dia" until "gak boleh sama dia". Recently, that escalated into "Kalau Sakdek emang jodohnya sama dia, mama bisa apa." Belum lagi Kiki, who is the living proof of the drama. Tiba-tiba dia bilang "yaudah balikan aja sama dia kan hot property tuh" she used to against the idea of me and him together because she and God knows how awful the thing he's done to me. Kalau lagi-lagi gue menyerahkan hal sebesar ini ke universe, apa bedanya gue yang sekarang dengan gue yang dulu? Bukannya manusia harusnya berubah, ya?

Btw, intermezo of what Kiki refers as hot property. Well, gue emang anaknya visioner abis ya. Ibarat investment, gue tau item mana yang bakal booming and make me rich on the future LOL

To sum up and answer the first question pooped by my friend,
I think I should answer that with this,

"to be loved is a blessing, to love is a choice. And I love to have choices in my live"
0

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com